Riba dan Dampaknya kepada Masyakarat
Bismillah..
Bismillah..
Dalam artikel ini, saya tidak
menjelaskan tentang riba, maysir dan gharar, karena saya yakin kita semua sudah
paham terhadap hal tersebut, saya akan membahas dampak riba dalam perekonomian.
Sebahagian dampak riba bagi masyarakat :
1. Yang
kaya, akan semakin kaya, sedangkan yang miskin akan semakin miskin
2. Harta
akan dimiliki oleh sebahagian kalangan sehingga menyebabkan ketimpangan
ekonomi
3. Harga
melambung/Inflasi, karena permintaan tidak sesuai dengan produksi barang.
Inflasi berdampak kepada hampir seluruh kalangan masyarakat, terutama
masyarakat miskin, yang menjadi mayoritas di Indonesia. Masyarakat miskin tidak
bisa beli beras, dan kebutuhan pokok lainnya karena harga melambung tinggi,
dan masyarakat miskin hanya bisa terdiam
sambil memendam kepedihan?.
4. Menyebab
krisis ekonomi yang berulang. Sudah berapa kali “dunia” mengalami krisis
ekonomi? Sebut saja krisis tahun 1998, yang melambungkan nilai tukar dollar,
hingga banyak industri bangkrut. Ulangan dari krisis tahun 1998 adalah krisis
subprime mortgage/kredit perumahan yang terjadi pada tahun 2007 sampai dengan
tahun 2010, dengan dampak yang sama, industri bangkrut, ekonomi ambruk.
5. Meningkatkan
jumlah pengangguran
Mengapa dampak riba begitu
dasyat? Dari mana RIBA?
Dampak riba dapat dijelaskan dengan teori Makro Ekonomi yang dicetuskan oleh
Irving Fisher. Irving Fisher adalah ekonom yang lahir tahun 1867 yang
melahirkan beberapa teori ekonomi, detailnya silahkan googling yah.
Baik, kita langsung saja membahas
teori Makro ekonomi yang satu ini:
MV = PT
Apa itu MV PT?
M = Money, jumlah uang yang
beredar di masyarakat
V = Velocity, kecepatan uang
berputar
P = Price, Harga Barang
T= Jumlah Produksi Barang
Mari kita bahas masing-masing
komponen rumus ekonomi di atas.
Ada apa dengan “Money”?
Seperti yang dijelaskan di atas,
money merupakan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pertanyaan selanjutnya,
adalah: “dari mana uang yang diperoleh ?
a. Nelayan
akan menjawab: uang yang saya dapat dari hasil jualan ikan yang saya tangkap di
laut.
b. Petani
menjawab: pada prinsipnya penghasilan yang saya dapatkan sama seperti Pak
Nelayan, saya menanam singkong dan jagung di lahan saya, dan hasilnya saya jual
ke pasar.
c. Pengusaha
mebel langsung berkata: saya juga sama sih sama Pak Nelayan dan Bu Petani, saya
memperoleh penghasilan dari hasil penjualan mebel kayu, yang saya produksi
dengan 10 karyawan.
d. Pengusaha
restoran padang menjawab : saya juga dari hasil jualan, tiap dini hari 50
karyawan saya sudah sibuk memasak untuk 10 cabang warung restoran saya, dan
saya juga suplai masakan padang ke 15 warung padang lainnya.
e. Pemilik
Industri kerajinan menjawab: saya juga dari hasil jualan, saya memiliki 100
karyawan, kerajinan saya berasal dari “kerang” yang awalnya tidak berharga,
hasil export kerajinan kerang sudah milyaran perbulan, Alhamdulillah.
Jawaban di atas
memiliki persamaan yaitu : “Uang diperoleh dari menjual barang”.
Pengusaha mebel, pengusaha restoran padang, dan pemilik industri kerajinan
memproduksi barang/makanan dengan sejumlah karyawan. Semakin permintaan barang
di pasar meningkat, pengusaha akan menambah jumlah tenaga kerja, yang otomatis
mengurangi tingkat pengangguran di masyakarat.
Namun
sebahagian masyarakat menjawab :
a. Saya
dapat penghasilan dari bunga deposito 10 milyar di Bank BUMN, tiap bulan saya
mendapatkan penghasilan senilai 8 % per tahun dari 10 milyar, lumayanlah
setelah dipotong pajak 20%, saya dapat 50 juta.
b. Saya
mendapat penghasilan dari jual mata uang asing. Saya punya 100.000 dollar,
ketika dollar naik, saya jual, lumayanlah buat nambah-nambah penghasilan
c. Penghasilan
saya dari jual saham, lumayan banget, tapi pernah rugi banget sih. Saya sempat
jual saham yang saya beli 10 hari yang lalu, saham naik 3000, sementara saya
punya 500 lot, lumayanlah. Tapi, saat
ini saya rugi 6 juta nih, saham-saham yang saya beli turun semua.
Persamaan dari
penghasilan di atas adalah : “Uang diterima tidak langsung dari hasil penjualan
barang seperti Bapak Nelayan, Petani, Pemilik Resto Padang, dan Pemilik
Industri Kerajinan. Ok, mari kita ulas satu per satu:
a. Uang
yang didapat dari bunga deposito bank, yang dipatok di awal yaitu 8%, sama sekali tidak berhubungan dengan
penjualan barang, atau meningkatnya produksi barang.
b. Uang
dari hasil penjualan mata uang asing, juga tidak ada hubungannya dengan
aktivitas bisnis (produksi barang dan penjualan barang)
c. Uang
hasil penjualan saham yang 10 hari dibeli, tidak sampai memberikan impact kepada
perusahaan, misalkan saham yang dibeli adalah saham PT ANTAM, PT ANTAM tidak
dapat menggunakan uang dari pembelian 500 lot saham dalam jangka waktu 10 hari.
PT ANTAM hanya dapat menggunakan uang tersebut jika disimpan minimal 6 bulan,
sehingga dapat dipakai PT ANTAM untuk membeli bahan baku emas, pencetakan emas
dan melakukan penjualan emas. Uang pembelian dan penjualan saham apakah
berpengaruh pada aktivitas bisnis PT. ANTAM (produksi dan penjualan)?
Jawabannya tentu tidak.
Penghasilan dari uang yang tidak
berhubungan dengan aktivitas bisnis (produksi dan penjualan) dapat
mengakibatkan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Semakin
banyak uang yang tidak berhubungan dengan aktivitas bisnis beredar, maka
produksi barang tetap, sehingga berlaku hukum supply dan demand:
“ Jika permintaan dari suatu barang yang produksinya tetap, namun
permintaan meningkat, maka harga akan semakin meningkat”
M V = P T
Jika dikaitkan dengan teori
Ekonomi Irving Fisher, Jika jumlah uang
yang beredar di masyarakat meningkat, namun jumlah barang yang diproduksi
tetap, sehingga perputaran uang (salah satunya dari penjualan barang) tetap,
maka parameter yang akan naik adalah “HARGA”, ini menyebabkan “INFLASI”.
Bayangkan jika uang yang beredar
di Indonesia, misalkan 80% dari uang yang tidak berhubungan dengan aktivitas
bisnis??? Berapa persen inflasi dan kenyataan pahit yang harus ditelan oleh
masyarakat miskin di Indonesia??? Menyeramkan jika dibayangkan.
Belum lagi jika terjadi krisis
moneter, yang menyebabkan industri gulung tikar, dan ribuan karyawan mendapat
surat PHK?
Inilah dampak dari uang yang tidak berhubungan dengan aktivitas
bisnis, alias “RIBA”. Harga naik, produksi tetap, masyarakat miskin gigit jari,
penghasilan 5 ribu perhari, sementara jumlah anggota keluarga 10, mesti
bagaimana? Itu sebabnya mengapa RIBA dilarang dalam banyak ayat dalam
kitabullah Al-Qur’an. Dampak dari inflasi, menyebabkan rakyat miskin kelaparan,
tidak bisa makan! Berapa jumlah rakyat miskin di Indonesia??? Berapa Persen???
Rakyat tidak makan, jumlah
pengguran meningkat, rakyat tidak punya penghasilan, maka otomatis tingkat
kejahatan semakin meningkat, perampokan, pembunuhan, pemerasan. Dampaknya SUNGGUH DASYAT !!!!
Masih mau memperoleh UANG dari
RIBA dan berbelanja dengan UANG RIBA???
Oleh:
Share Knowledge, Empower People, Insha Allah
Comments
Post a Comment